Panduan Tempat Bersejarah bagi Pemandu Wisata di Pancoran Glodok
Penulis: David Darwin & Reni Syafrida
Editor: Ahmad Bairizki, S.E., M.M
ISBN: –
e-ISBN: –
Jumlah Halaman: 109 halaman
Tanggal Publikasi: –
Alasan berbelanja di Toko Penerbit Seval
- Pesanan sebelum jam 2 siang akan diproses dihari yang sama
- Garansi uang kembali
- Bisa COD - Bayar setelah barang sampai
Category | Buku Referensi & Monograf |
---|---|
Tag | Buku Kolaborasi, Buku Monograf, Buku Referensi, Buku Sejarah, David Darwin, penerbit seval, Reni Syafrida, seval literindo kreasi |
Sinopsis:
Buku ini mengisahkan sejarah panjang dan kontribusi budaya komunitas Tionghoa di Glodok, Jakarta, yang kini menjadi kawasan Pecinan terbesar di Indonesia. Sejak abad ke-17, komunitas Tionghoa telah memainkan peran penting dalam ekonomi kolonial di Batavia (Jakarta), khususnya di sektor perdagangan. Namun, keberhasilan dan pengaruh mereka kemudian dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah kolonial Belanda, yang memberlakukan berbagai kebijakan diskriminatif untuk membatasi kegiatan ekonomi dan sosial mereka. Ketegangan ini memuncak pada Tragedi Pembantaian Tionghoa 1740, yang menewaskan ribuan orang dan mengakibatkan pemindahan sisa komunitas Tionghoa ke Glodok sebagai kawasan khusus.
Memasuki abad ke-20, komunitas Tionghoa di Glodok menghadapi tantangan dari kebijakan asimilasi pemerintah, tetapi mereka tetap mempertahankan tradisi budaya mereka melalui arsitektur, perayaan Imlek dan Cap Go Meh, serta berbagai seni tradisional seperti barongsai dan tari naga. Akulturasi dengan budaya lokal juga terlihat dalam bentuk seni pertunjukan dan tata ruang yang memadukan prinsip Feng Shui dengan konsep gotong royong khas Betawi.
Kini, Glodok menjadi destinasi wisata budaya yang penting di Jakarta, mempertemukan wisatawan dengan warisan budaya Tionghoa yang kaya. Tempat-tempat seperti Pasar Petak Sembilan, Gang Gloria, dan kelenteng-kelenteng bersejarah menawarkan pengalaman autentik dan edukatif yang merefleksikan sejarah panjang, ketahanan, dan harmoni budaya komunitas Tionghoa di tengah modernisasi Jakarta.
Reviews
There are no reviews yet.